Nikmati hidup perlahan, kasihan

Mungkin sudah agak basi, mari memulai tulisan ini dari sebuah pernyataan yang dikatakan seorang teman kepada teman lain:

Mending menikmati hidup itu dari sekarang,

jangan terlalu bersusah lalu nikmati di masa depan,

karena di masa depan belum tentu kita bisa menikmati hidup seperti sekarang.

Sebenarnya tidak persis seperti itu kata-katanya, dipercantik sedikit secara subjektif saja. Lebih kurang isinya sama.

Silakan direnungi kalimat tersebut, saya sendiri adalah orang yang cenderung kebingungan dengan pernyataan tersebut.

Lanjutkan membaca “Nikmati hidup perlahan, kasihan”

Iklan

Insinyur, kata mereka

Sudah lama tidak menulis,

sudah lama ingin menuliskan perihal yang satu ini. Waktu kecil dulu, sering sekali ditanya oleh guru, ingin jadi apa besar nanti. Pertanyaan yang dengan mudah dijawab oleh setiap teman dulu. Banyak yang ingin jadi dokter, pilot, atau yang cukup menggelitik dulu adalah yang mau jadi astronot. Seorang teman gw pernah berkata bahwa dari kecil dulu dia selalu bercita-cita menjadi pilot pesawat tempur, fascinating. Gw ga pernah bisa dengan mudah menjawab pertanyaan itu, tapi karena waktu kecil gw melihat bahwa seorang dokter selalu membantu orang lain dan seolah semua orang berterima kasih pada sosok dokter, jadilah setiap gw ditanyakan cita-cita, gw akan menjawab dokter. Tapi, gw sama sekali ga punya maksud mendalam mengenai itu.

Sebetulnya ada satu jawaban lagi yang paling sering muncul, tapi gw ga pernah tau apa maksudnya. Insinyur. Apa itu? Gw ga pernah ketemu insinyur waktu gw kecil, kerjanya apa?

Lanjutkan membaca “Insinyur, kata mereka”