Kapan tepatnya seorang teman berubah menjadi sahabat? Pertanyaan tersebut merupakan salah satu misteri paling membingungkan dari berbagai jenis evolusi yang ada di dunia ini. Bisa jadi ada satu momen tertentu atau kumpulan dari banyak momen. Apakah karena pernah susah dan senang bersama? Entahlah. Momen apapun itu, yang pasti kita setuju betapa berharganya cerita dan sahabat yang kita dapat.
Kata Sind3ntosca, grup musik beranggotakan satu orang yang sekarang ga tahu di mana, persahabatan itu bagaikan kepompong. Mengubah ulat menjadi kupu-kupu. Persahabatan bagai kepompong, hal yang tak mudah berubah jadi indah. Persahabatan bagai kepompong, na na na… loh kok jadi nyanyi.
Betapa luar biasanya persahabatan bisa mengubah sekumpulan ulat menjadi kupu-kupu. Yang awalnya nongkrong bareng sambil menggerogoti daun, bisa pindah hinggap di bunga yang indah. Mungkin itu maksudnya yang tak mudah berubah jadi indah. Waktu lagi nongkrong di bunga, sesekali seekor kupu-kupu nyeletuk “eh pu, inget ga dulu kita pernah makan daun singkong bareng enak banget?”. Dijawab oleh sahabatnya, “ingetlah! bukan cuma daun singkongnya yang enak, rendang ama parunya juga mantep!”. Lah, ini kupu-kupu apaan makannya di restoran padang.
Kumpulan cerita berikut ini merupakan sebuah perayaan dari persahabatan lima jentik ulat. Eh, apa sih satuannya ulat? Kan ulat ga punya ekor ya. Ya apapun itu lah, anggap aja lima helai ulat yang dipertemukan secara tidak sengaja. Memang namanya persahabatan itu biasanya ga sengaja sih. Kalau cinta masih ada cinta pada pandangan pertama, kalau sahabat pada pandangan pertama malah aneh. Masa tiba-tiba kita terpikir: ini orang bulu hidungnya kayak bro banget sama bulu ketek gue.
Entah di bagian mana atau cerita yang mana tepatnya ketika lima biji ulat ini berubah menjadi kupu-kupu. Memang waktu berlalu cepat ketika kita asyik menggerogoti daun singkong. Begitu tersadar, masing-masing sudah sibuk mengepakkan sayap dan berterbangan ke arah yang berbeda-beda.
Baca cerita mereka mulai dari sini: Ngegas Penyambung Nyawa