Mulutmu, Malaikatmu.

Mulutmu, Malaikatmu.

Ada sebuah cerita unik pada perjalanan saya ke sebuah kota di Belanda bersama dengan dua orang teman bulan lalu. Pada saat kami sedang asik menikmati hidangan makan siang, salah satu teman tiba-tiba menuturkan bahwa ada seorang kenalannya yang sepertinya baru saja lewat. Uniknya, kenalan ini ia “temui” pada sebuah aplikasi pencari jodoh, jadi ada nuansa berbeda dari ketidaksengajaan tersebut. Diiringi dengan cerita lebih lengkap mengenai pertemuan mereka berdua, kami melanjutkan perjalanan kami dengan biasa saja.

Lanjutkan membaca “Mulutmu, Malaikatmu.”
Iklan

YULT Amsterdam – Day 2…

YULT Amsterdam – Day 2…

… Well, not really, this one supposed to be titled “YULT Keukenhof”, but whatever.

Rasanya sungguh bahagia ketika tulisan kita mendapatkan respon yang positif, apalagi setelah lama tidak berkesempatan untuk menceritakan perjalanan “ya udahlah ya” ini.

Oh ya, ada beberapa teman (sebetulnya hanya 2) yang kebingungan kenapa namanya harus Tempe, ga ada yang bagusan dikit apa? Kata mereka.

Yah, jika alasan “Tempe itu sehat, enak, dan merakyat” tidak cukup bagi kalian, ini ada paparan lengkap mengenai asal usul si Tempe, kalau tertarik bisa iseng baca sebentar: KBR Jogja – Part 3

Next ride please!


Amsterdam – Day 2

Pemanasan sebelum ke tempat aslinya.
Pemanasan sebelum ke tempat aslinya.

Belum ke belanda kalau belum ke Keukenhof. Dari awal memang komplotan bertiga: Tempe, Pong, dan Sung sudah sengaja memilih tanggal yang tepat dengan diadakannya event keukenhof. Tapi beneran kok, tujuan utamanya tetep mengunjungi si Mr. Chow, sungguh…

Sayangnya, terkadang teman hanyalah sekedar teman. *mengusap air mata *buang ingus

walaupun sudah ditempuh jarak beribu-ribu mil, orang yang ingin dikunjungi justru memilih untuk tidak menemani tamu-tamunya pergi ke taman bunga. Baiklah, tak apa, pikir Tempe. Mending kita cari teman baru disana… *sisiran

Pagi hari, suasana sudah gundah gulana. Apa daya, oom-nya Sung yang berbaik hati berencana untuk mengantar ternyata sedang tidak fit. Sibuk mencari-cari bagaimana memanfaatkan angkutan umum untuk bisa sampai disana, tapi sepertinya makan waktu. Aduh, pusing pala barbi…

Teman memang sekedar teman, tetapi oom adalah oom. Walaupun kondisinya tidak prima, beliau tetap bersedia mengantarkan 3 orang tak berdaya ini yang tengah gegulingan di lantai karena tidak tau bagaimana ke keukenhof. Memang benar kata-kata keluarga cemara: harta yang paling berharga, adalah, Oom… 

Lanjutkan membaca “YULT Amsterdam – Day 2…”