“Selamat! Tepat sekali, pesanan hari ini adalah menu favorit di restoran kami!”
Wiyan tidak bisa menyembunyikan senyum bangganya ketika mendengar kata-kata Mba pelayan Restoran Pizza HUG. Di hadapan Wiyan, Yoyok juga tidak bisa menyembunyikan ekspresinya. Ekspresi eneg. Sudah tiap minggu mendengar kata-kata itu dari mba pelayan, masih aja kebanggaan Wiyan tidak pudar.
Yoyok merasa wajar dengan kelakuan Wiyan. Wiyan adalah teman pertama Yoyok sejak jadi mahasiswa, sekaligus manusia pertama yang menempatkan kompetisi sebagai jalan ninjanya. Apesnya, di antara rombongan anak baru kosan Yoyok, hanya Wiyan yang ternyata sefakultas.
Dari penampakannya, Wiyan memang terlihat seperti anak baik-baik dan tidak ada yang mencurigakan. Rambut dan alis tersisir rapih. Mungkin bulu ketiaknya juga disisir, itupun kalau ga di-waxing. Setelah kenal beberapa minggu, Yoyok menemukan teman barunya ini bagaikan gabungan dari karakter-karakter kartun Doraemon.
Walau tampang seperti Nobita, otaknya encer seperti Dekisugi. Lugunya seperti Sizuka, tapi laganya bagai Suneo: suka pamer barang-barang aneh dan hobinya menertawakan orang lain. Yang paling kentara, sifat ga mau kalahnya mirip Giant. Kompetitif adalah nama belakang Wiyan. Apapun dilombain, makanya dia bangga sekali ketika berhasil mendapat pujian mba pelayan restoran.
“Sampe kapan lu bakal pesen menu yang sama demi dipuji?” Tanya Yoyok ketus berusaha mengakhiri senyum lebar Wiyan yang mulai mengganggu selera makannya.
Lanjutkan membaca “5D.3: Lima Tahap Nestapa”