Memori Kepala

Memori Kepala

Untuk apa sih kamu travelling?

Sekitar sebulan lalu Tempe berkesempatan untuk bisa pergi ke Jogjakarta, kota yang selalu memiliki kenyamanan sendiri pada setiap kunjungannya. Kali ini Koya tidak bisa ikut, namun bersama Mihe ada satu tempat yang menjadi tujuan dari perjalanan kali ini. Walaupun bukan itu inti dari tulisan ini.

Singgah sejenak di sebuah tempat wisata yang lagi happening di daerah Jogja, Tempe dan Mihe malah disuguhkan pemandangan yang di atas ekspektasi. Tempat ini bernama Kalibiru, dan ada sebuah celetukan kecil yang terdengar disini dan terlalu sayang untuk tidak dibagikan.

Lanjutkan membaca “Memori Kepala”

Iklan

Jakarta: Namun tak semua punya akhir

Jakarta: Namun tak semua punya akhir

(tulisan ini adalah sekeping bagian dari perjalanan 1 minggu keliling Jawa berjudul Keliling By Request)

Semua yang memiliki awal, pasti memiliki akhir.

Benarkah?

Pagi itu, mereka bertiga tidak sesemangat hari-hari biasanya. Orang bilang, bahwa perjalanan pulang memang selalu terasa lebih cepat. Apakah karena kita tidak lagi menunggu apa yang ada di depan? Paling tidak, mereka mencoba bangun pagi dan mengejar kereta yang akan mengantarkan ke Gambir. Kereta yang pada waktu keberangkatan, 8 hari lalu, sempat menyapa Koya dan Tempe sebelum keberangkatan.

Lanjutkan membaca “Jakarta: Namun tak semua punya akhir”

Cirebon: Kota di atas awan

Cirebon: Kota di atas awan

(tulisan ini adalah sekeping bagian dari perjalanan 1 minggu keliling Jawa berjudul Keliling By Request)

malang-DSC00508Sebelum melanjutkan cerita perjalanan ini di kota terakhir, bolehlah sejenak mengucapkan selamat ulang tahun kepada salah satu aktor cerita ini: Mihe!

Semoga selamanya menjadi penunjuk jalan mana yang benar, bukan cuma selama perjalanan, bukan cuma untuk 2 orang aktor lainnya, tapi terutama selama menapak di jalan kehidupan, dan bagi semua orang.

Duduk lagi di kereta, walaupun kali ini dengan perasaan yang jauh berbeda. Sekarang mereka sedang menuju kota terakhir dalam perjalanan berkeliling Jawa, Kota Cirebon. Destinasi satu ini adalah semacam pendinginan sebelum akhirnya kembali ke hiruk pikuk kehidupan.

Pada awal cerita sudah pernah disinggung mengenai betapa mereka ngebela-belain untuk pulang naik kereta melalui jalur utara, dan harus pagi atau siang hari. Alasannya? Tentu saja karena mendengar desas-desus keindahan jalur utara kereta api yang terkenal karena bisa sambil menikmati pemandangan…

Jalur utara kereta
Asik memandang melalui jendela kereta

Dan ternyata betul! Rekomendasi banget buat yang mau naik kereta di jalur utara, jangan tidur! Sayang banget kalau melewatkan bonus kayak gini. Semacam kereta wisata, jadi perjalanan pun tak terasa terlalu melelahkan. Walaupun memang tidak terlalu lama sih keretanya dekat dengan tepi pantai tak terjamah, tapi layak banget untuk bisa dikagumi sejenak! Jangan kayak Koya yang kerjaannya tidur selama di kereta, ngakunya sih kurang tidur, padahal emang ga mungkinlah dia bisa cukup tidur, kerjaannya aja udah tidur terus sekarang… sigh…

Lanjutkan membaca “Cirebon: Kota di atas awan”

Semarang: Pantai tak berpasir.

Semarang: Pantai tak berpasir.

(tulisan ini adalah sekeping bagian dari perjalanan 1 minggu keliling Jawa berjudul Keliling By Request)

Akhirnya sampai juga di kota yang satu ini. Demi mengejar jadwal tiket yang sudah dipesan sebelumnya, kesempatan mereka untuk bermesraan dengan Kota Semarang tidak lebih dari 12 jam. Ekspektasi pun tak tinggi, hanya Semawis yang jadi tujuan utama, berusaha memenuhi rasa keingin tahuan Mihe yang begitu mendalam.

Tapi sekali lagi, mereka dikejutkan. Bahkan, dalam 12 jam yang terasa begitu lama dan menyenangkan, mereka menemukan klimaks dari perjalanan ini.

Yap, untuk kota yang satu ini, cerita akan lebih panjang dari biasanya karena hanya akan dibungkus dalam sebuah post saja. Keputusan ini semata-mata untuk menunjukan betapa semua kejadian itu terjadi beruntun, tanpa jeda panjang satu sama lain, mencoba memanfaatkan sebaik-baiknya 12 jam yang dimiliki. Mulai dari Terminal Terboyo sampai Stasiun Tawang,

perjalanan di Kota yang terkenal dengan lumpia-nya ini pun bergulir…

Lanjutkan membaca “Semarang: Pantai tak berpasir.”

Solo – Part 2: We are so happy…

Solo – Part 2: <em>We are so happy…</em>

(tulisan ini adalah sekeping bagian dari perjalanan 1 minggu keliling Jawa berjudul Keliling By Request)

Sesuai awal post sebelumnya, ada 3 hal yang ingin mereka lakukan selama 2 hari Sabtu – Minggu ini. Dan, sesuai akhir post sebelumnya, juga, 1 diantaranya sudah gagal karena ternyata pulau kapuk lebih menggoda:

  1. Naik bus pariwisata werkudara yang cuma beroperasi pada Sabtu dan Minggu pada jam 12 siang.
  2. Ke pecinan Semarang yang digelar hanya pada Jumat, Sabtu, dan Minggu
  3. Ke tawangmangu, yang mana membutuhkan waktu 2,5 jam untuk sekali jalan solo-tawangmangu dan tawangmangu-solo

Keesokan paginya, seolah tabu, tidak ada yang membicarakan apa yang baru terjadi subuhnya. Semuanya tahu, semuanya menanggung malu. Ngakunya ngebet banget ke tawangmangu, cuih…

Ya udah, ambil positifnya aja lah, sekarang mereka punya banyak waktu luang untuk berkelana di Kota Solo, sebelum jam 12 nanti harus naik werkudara yang udah dipesan sebelumnya.

Bye bye, tawangmangu…

Lanjutkan membaca “Solo – Part 2: We are so happy…