
Waktu itu relatif. Ketika kita menikmati apa yang sedang kita kerjakan, jarum jam bisa tiba-tiba lompat dari satu sisi ke sisi yang lain. Beda lagi kalau kita sedang menunggu atau sedang bosan, jarum jam seolah-olah harus kita seret dengan tatapan mata.
Selama dua tahun terakhir, tentu ada masanya saya merasa satu atau yang lainnya. Ketika sedang di tengah badai tugas atau tesis, penginnya cepat-cepat selesai. Ada juga momen ketika bisa bercandatawa dengan teman-teman baru yang datang dari berbagai budaya berbeda. Rasanya ingin menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mendengar cerita-cerita mereka.
Tempo hari saya berdiskusi panjang dengan seorang sahabat yang baru saya temui ketika bersekolah S2. Betapa menyenangkan membahas satu per satu pengalaman unik yang kita alami. Ketika pertama mendarat, sama sekali tidak terbayangkan bahwa saya boleh mendapatkan semua itu. Di bayangan saya, perjuangan ini seharusnya sederhana: sekolah yang benar, dapat nilai bagus, jangan bikin masalah, pulang bawa ijazah. Ternyata kenyataan menawarkan sesuatu yang jauh lebih berwarna.
Tentu saja tidak semua pengalaman yang saya dapatkan bisa dikategorikan murni sebagai sebuah pengalaman menyenangkan. Ada kalanya hampir berkelahi dengan orang asing, bahkan lebih dari sekali. Ada momen terdampar di stasiun dan hampir diusir oleh polisi setempat karena dikira pemulung. Masih teringat pula hampir terendam salju karena menunggu angkutan umum yang tak kunjung tiba di lokasi antah berantah. Atau ketika harus menunggu berjam-jam di terminal bis karena ternyata bis-nya rusak dan tidak ada bis pengganti. Saya masih heran bisa selamat dari semua pengalaman itu.
Bisa dibilang, sisa dari berbagai pengalaman tersebut hanyalah menjadi cerita lucu sekarang. Masa-masa ketika waktu berjalan begitu lambat. Saya merasa bahwa waktu memang sengaja dibuat relatif. Ketika kita belajar, satu detik terasa lama, supaya kita bisa meresapi pengalaman tersebut sebaik mungkin. Kalau saya disuruh mengulangi, tentu saya tidak mau. Tapi saya bersyukur boleh mengalami semuanya itu.
Fase ini akan segera berakhir. Rasanya baru kemarin saya tiba. Mengingat betapa cepat rasanya waktu berjalan, tandanya saya menikmati perjalanan ini, bukan? Entahlah. Yang pasti, sekarang waktunya mempersiapkan diri menikmati fase berikutnya.