Hi.
Kalau kamu membaca tulisan ini melalui layar ponsel, hentikanlah.
Jika ada yang sebenarnya perlu kamu selesaikan, selesaikanlah saja hal itu.
Jika sedang dalam perjalanan, angkat kepalamu, perhatikan sekelilingmu sekarang juga.
Manusia sering terlupa akan apa yang mereka punya, karena terlalu fokus mengejar apa yang mereka tidak punya. Hanya untuk lupa lagi ketika sudah mendapatkannya.
Seperti halnya ketika kita tenggelam dalam kesibukan dan hiruk pikuk hari demi hari. Ayo angkat kepala sejenak, wahai generasi menunduk. Setiap momen terlalu berharga. Ingatlah bahwa masa depan selalu terasa lebih menakutkan daripada aslinya dan masa lalu terasa sungguh menyesalkan.
Kata seorang bijak, semua masalah di dunia ini muncul akibat ketidakkuasaan manusia untuk duduk tenang sendiri dalam ruangan.
Manusia punya tendensi untuk bergerak. Salah satu sebab seorang Tempe mengiyakan 5 perjalanan impulsif dalam sejarah hidupnya. Dan uniknya, perjalanan impulsif menjadi kriteria liburan yang paling ideal untuk Tempe.
Perjalanan impulsif punya karakter yang berbeda dari perjalanan terencana,
Dalam perjalanan impulsif, tidak penting seberapa cepat kamu sampai tujuan. Lama perjalanan menuju atau dari tujuan tidak kamu perdulikan, namun perjalanan itu sendirilah tujuanmu. Tidak ada checklist yang mengekang hasratmu. Membiarkan diri tenggelam dalam hangatnya obrolan bersama teman seperjalananmu.
Karena karakter manusia adalah objek wisata paling menarik.
Tidak perlu ada ekspektasi, tidak perlu ada niat memamerkan kepada siapapun, atau memaksakan ke suatu tempat. Maka ketika menghilang hutang semu akan jumlah like, favorite, dan comment, justru terbayar dengan senyum, tawa, dan cerita dalam kebersamaan.
Tapi jangan takut ketika semua obrolan terhenti sejenak.
Tidak ada yang salah dalam keheningan. Ramai bukan putih dan sunyi bukan hitam. Keduanya adalah momen yang indah, memberi warna pada perjalanan kita. Maka ketika kamu tidak punya apapun untuk dikatakan, berinteraksilah dalam senyap.
Manfaatkan keheningan untuk mengeksplorasi diri sendiri.
Tulisan ini pun terinspirasi dari sebuah momen hening. Momen barang sejenak dari sebuah perjalanan impulsif. Seolah alam ingin mengingatkan kembali Tempe akan betapa kehidupan telah berlalu begitu saja dalam kesibukan. Sebuah momen duduk sendiri di depan Bungalow dengan 2 mangkok mie rebus instan dan segelas air putih.
“Jadi lu pergi kesana tanpa ada kegiatan khusus yang mau dilakukan?” Tanya seorang teman pada Tempe.“Ya,” jawabnya, “betul sekali,” lanjutnya ditemani sebuah senyuman dan rasa syukur.
Dua mangkok mie rebus yang dihabiskan sendiri? 😛
Pastinya bang…