Masih terkait.. dengan post sebelumnya, ada sebuah pengalaman sederhana lain yang ingin dibagikan.

Masih terkait.. dengan travelling, tujuan, dan kali ini berhubungan dengan bintang.


Selain sunrise-fail-hunter, kini Tempe merupakan seorang star-gazer-wannabe. Tetapi yang disesalkan, walau menyandang gelar tersebut, adalah: setelah menggoda dengan begitu indahnya di Belitung, tak sekalipun dari sekian kali percobaan Tempe berhasil berhadapan dengan taburan bintang di angkasa. Bahkan, sekalinya pernah ia mencoba mengikuti jalur darat sepanjang pantura, tak pelak juga dapatkan langit yang cerah.

Tak apalah, pasti ada waktunya.

Namun begitu seterusnya, setiap diniatkan, bintang malah terlewatkan. Ketika di Jogja, pasang alarm jam 2 pagi demi mengejar view yang bagus, eh kelewatan juga…

Seminggu setelah ke Jogja, Tempe malah nyasar ke Bromo, kali ini nyasarnya barengan dengan si Asbak. Perjalanan ke Bromo itu sangat melelahkan, memang ga ada yang bilang perjalanan ke Bromo mudah sih, tapi memang benar juga bahwa semua kesulitan itu bukan tanpa alasan.

Demi mengejar harga murah, Tempe dan Asbak mengikuti rombongan untuk menyewa jeep naik ke penanjakan untuk mengejar sunrise. Perjalanan seharusnya membutuhkan waktu hanya 2 jam, namun apa dikata di perjalanan ternyata seluruh rombongan harus memberhentikan diri karena ada salah satu jeep yang salah satu lampu depannya mati, berhenti demi solidaritas.

Bukan pengalaman yang menyenangkan, cuma bisa menggerutu saja karena badan sudah lelah berdiri 3 jam selama perjalanan Surabaya-Malang. Cuma 1 lampu pada salah 1 jeep, kenapa 9 jeep lainnya harus ikut berhenti? Pikir Tempe geram.

Saat sedang kesal-kesalnya, si Asbak yang duduk di depan akhirnya tidak tahan dan keluar jeep untuk menunaikan “ibadahnya”. Sambil terdiam, berjalan kecil menghilang dari pandangan Tempe karena malam begitu gelap. Baiknya tidur aja ah, gumam Tempe, nanti bangun-bangun sudah sampai…

Pe! Tempe!, tiba-tiba sebuah suara yang tak asing terdengar dari luar jeep, membangunkan Tempe yang baru saja akan terlelap.

Napa sih Bak? 

Buruan sini keluar! kata si Asbak yang terlihat tidak sabaran sambil mengisyaratkan Tempe untuk segera membuka pintu belakang jeep.

Walaupun sambil marah-marah, akhirnya Tempe menyerah juga dan mengikuti kemauan Asbak.

Ada apaan sih? Baru juga mau tidur!

Tanpa kata, Asbak hanya mendongakkan kepalanya ke atas dan jari telunjuknya mengikuti memandang ke atas.

Bintang. Banyak sekali. 

Tempe tidak akan pernah lupa pemandangan itu, selama ini ia selalu berusaha mencari taburan bintang yang tidak bisa dibedakan dengan ketombe semacam ini. Saking indahnya, Tempe tak peduli lagi mengambil gambar dengan kameranya, ia hanya ingin berdiam dan memandang ke atas.

Beautiful things come when you least expect it.

And when they do, remember to enjoy the moment and smile.

Baru 2 jam kemudian, setelah tiba di penanjakan, Tempe mencoba mengabadikan pemandangan yang sudah abadi tersimpan di memorinya.

Stars dancing upon Bromo.
Stars dancing upon Bromo. Yes, the sky was purple.

Seringkali kita terburu-buru dalam menjalani hari-hari. Apa jadinya kalau Asbak tidak memutuskan untuk turun sejenak dari jeep? Kalau Asbak memilih untuk tidur juga? Bagaimana Tempe akhirnya memutuskan untuk turun juga dari jeep?

Mau sekeras apapun kita mengejar sesuatu, terkadang, walaupun terdengar klise, memang hanya waktu yang akan memberikannya kepada kita, di saat yang paling tidak kita duga. Poinnya? Berhentilah menduga.

Iklan

Gimana?

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s