Tak Ada Puncak yang Cukup Tinggi

Sesuai dengan judul post ini, ada permainan perspektif yang menarik untuk disimak. Makna apa sih yang kamu dapatkan ketika mendengar:

tak ada puncak yang cukup tinggi

Ada 2 kemungkinan:

di satu sisi, kata-kata ini seperti diucapkan oleh orang yang ambisius, tak pernah puas. Selalu berusaha menjadi yang teratas.

Jika ditengok dari sisi lainnya, ada satu makna yang muncul dalam benak. Tak ada puncak yang cukup tinggi. Tidak akan pernah ada waktu yang tepat untuk menyombongkan diri, kamu tidak pernah cukup tinggi. Selalu bersyukur adalah kuncinya, serendah apapun puncak tempat kita berdiri saat ini.

Mengenai sikap pamer ini ada sebuah percakapan dengan teman saya yang terbesit. Ketika itu, ia baru saja melakukan suatu hal extraordinary yang membuat saya berkata

sombong dulu lah…

Kemudian kata-kata yang ia lontarkan cukup menggugah perasaan:

manusia bukan makhluk yang layak dihina. Kecuali ketika ia sombong, maka ia layak untuk dihina.

Benar.

Jadi, apa yang mau dikatakan melalui tak ada puncak yang cukup tinggi?

Ambil saja kedua perspektif tersebut. Menjadi manusia ambisius yang selalu bersyukur bagaimanapun kondisi tanah yang sedang kita pijak. Apakah lebih tinggi dari sebelumnya, atau tidak. Apakah lebih tinggi dari orang lain, atau tidak. Tak ada yang cukup tinggi bagi kita untuk menyombongkan diri.

Iklan

2 pemikiran pada “Tak Ada Puncak yang Cukup Tinggi

Gimana?

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s